Sejarah Kopi

Bookmark and Share
Sejarah Kopi - Buka Mata. Sejarah kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Sejarah Kopi pertama kali, kopi hanya ada di Ethiopia, dimana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi. Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas sampai ke Afrika Utara & biji kopi disana ditanam scr massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa & ketenarannya sbg minuman mulai menyebar.

Kopi memiliki istilah yg berbeda-beda. Pada masyarakat Indonesia lebih akrab dgn sebutan kopi, di Inggris dikenal coffee, Prancis menyebutnya cafe, Jerman menjulukinya kaffee, dlm bahasa Arab dinamakan quahwa.
Sejarah kopi diawali dari cerita seorang penggembala kambing Abessynia yg menemukan tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, hingga menjadi minuman bergengsi para aristokrat di Eropa. Bahkan oleh Bethoven menghitung sebanyak 60 biji kopi untuk setiap cangkir kopi yg mau dinikmatinya.
Sejak penemuan tumbuhan kopi tersebut kemudian seorang sufi Ali Bin Omar dari Yaman menjadikan rebusan kopi sbg obat penyakit kulit & obat-obatan lainnya. Sehingga pada waktu itu kopi mendapat tempat terhormat di kalangan masyarakat negeri itu. Dari khasiat kopi tersebut akhirnya membawa kemakmuran bagi pemilik-pemilik kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, & pemerintah di berbagai belahan dunia tanaman minuman beraroma khas itu ditanam.
Banyaknya khasiat kopi yg di dapat, sehingga penyebarannya cukup pesat terutama di benua Eropa. Di Salerno, Italia, kopi telah dikenal pada abad kesepuluh. Setelah itu berlanjut dgn pembukaan kedai kopi bernama Botega Delcafe pada tahun 1645 yg kemudian menjadi pusat pertemuan cerdik pandai di negara pizza tersebut.
Di Kota London, coffee house pertama dibuka di George Yard di Lombat Sreet & di Paris, kedai kopi dibuka pada tahun 1671 di Saint Germain Fair. Sedangkan di Amerika, kopi dijadikan sbg minuman nasional di Amerika Serikat & menjadi menu utama di meja-meja makan pagi. Meskipun perkembangan kopi begitu pesat pada abad-abad itu tetapi orang-orang Arab telah lebih dulu memonopolinya sbg tanaman, & mereka hanya mengekspor kopi yg sudah digoreng atau digonseng.
Sedangkan penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yg mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia ke Jakarta. Kopi arabika pertama-tama ditanam & dikembangkan di sebuah tempat di timur Jatinegara, yg menggunakan tanah partikelir Kesawung yg kini lebih dikenal Pondok Kopi.
Kemudian kopi arabika menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bogor, Sukabumi, Banten, & Priangan, melalui sistem tanam paksa. Setelah menyebar ke Pulau Jawa, tanaman kopi kemudian menyebar ke daerah lain, seperti Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, & Timor. “Bahkan kopi arabika yg semula ditanam di Brasil (negara produsen kopi terbesar di dunia) konon bibitnnya berasal dari Pulau Jawa,” ungkap Ketua Ba& Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Timur Mudrig Yahmadi.
Dlm sejarahnya, Indonesia bahkan pernah menjadi produsen kopi arabika terbesar di dunia, walaupun tdk lama akibat munculnya serangan hama karat daun. Serangan hama yg disebabkan cendawan hemileia vastatrix tersebut menyerang tanaman kopi di Indonesia sekitar abad ke-19.
Meskipun demikian, sisa tanaman kopi arabika masih dijumpai di kantong penghasil kopi di Indonesia, antara lain dataran tinggi Ijen (Jatim), tanah tinggi Toraja (Sulsel), serta lereng bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing, Lintong & Sidikalang (Sumut) serta dataran tinggi Gayo (DI Aceh).
Perjalanan kopi bukan begitu saja menjadi salah satu minuman dunia yg disenangi. Di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi & menyatakan bahwa minuman kopi itu dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga menghukum orang-orang yg minum kopi.
Bahkan, tahun 1656, Wazir & Kofri, Kerajaan Usmaniyah, mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, tetapi menghukum orang-orang yg minum kopi dgn hukuman cambuk pada pelanggaran pertama. Tetapi bertahun-tahun kemudian, pelarangan minum kopi di Timur Tengah lambat-laun terkikis, sehingga jika seorang suami melarang istrinya minum kopi, si istri tersebut bisa memakai alasan ini untuk minta cerai.
Di Swedia, konon Raja Gustaff ke II pernah menjatuhkan hukuman terhadap dua orang saudara kembar. Yg satu hanya dizinkan meminum kopi & yg satu lagi diizinkan hanya teh. Siapa yg terlebih dahulu mati, maka dialah yg bersalah dlm satu tindak pidana yg dituduhkan terhadap mereka. Ternyata yg mati duluan adalah peminum teh pada usia 83 tahun.
Sejak itu orang-orang Swedia berbalik menjadi peminum kopi paling fanatik yg ada di dunia, sehingga sampai sekarang negara-negara Skandinavia kini peminum kopi tertinggi per kapita di dunia. Setiap orang bisa menghabiskan 12 kg lebih per tahun dibanding dgn di Indonesia yg hanya 0,6 kg per tahun.
Begitu bergengsinya minuman kopi ini, hingga Raja Frederick Agung dari Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.

SEJARAH KOPI DI INDONESIA
Ditahun 1696, Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan biji kopi ke Gubernur Belanda di Batavia, pengiriman pertama hilang karena banjir yg terjadi di Batavia, pengiriman kedua dilakukan tahun 1699.
Eksport kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dlm tempo 10 tahun eksport meningkat sampai 60 ton/tahun, Indonesia adalah tempat perkebunan pertama diluar Arabia & Ethiopia & VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780.
Ditahun 1700an harga kopi yg dikirim dari Batavia sekitar 3 Guilder/kg di Amsterdam & itu sama dgn beberapa ratus USD/Kg dgn kurs saat ini, harga kopi memang sangat mahal saat itu. Akhir abad 18 harga kopi mulai turun menjadi 0.6 Guilder/Kg sehingga kopi bisa diminum untuk kalangan yg lebih luas lagi.
Terlihat bahwa perdagangan kopi sangat menguntungkan VOC, tetapi tdk bagi petani kopi di Indonesia saat itu karena diterapkannya sistem cultivation [Cultuurstelsel].
VOC kemudian melebarkan sayap dgn menanam kopi diluar Jawa seperti di Sumatra, Bali, Sulawesi & Timor. Di Sulawesi mulai ditanam tahun 1750, di dataran tinggi Sumatra Utara dekat Danau Toba ditanam sekitar tahun 1888 & di Gayo, Aceh dekat danau laut tawar ditahun 1924.
Saat ini ada 20 varietas kopi arabica di Indonesia yg terbagi dlm 6 kategori yaitu :
Typica – ini tanaman yg aslinya dibawa oleh Belanda & sebagian besar hancur ditahun 1880s, saat penyakit daun kopi menyerang Indonesia, tetapi di Bergandal & Sidikalang, varieties Typica masih bisa ditemukan terutama ditempat dataran tinggi.
Hibrido de Timor (HDT) – dikenal juga dgn varietas “TimTim”, persilangan antara arabica & robusta, pertama diambil tahun 1978 di Timor Timur lalu ditanam di Aceh tahun 1979.
Linie S – Varietas ini dikembangkan di perkebunan Bourbon, India & jenis yg terkenal adalah S-288 & S-795, bisa ditemukan di Lintong, Aceh, Flores & daerah lain.
Ethiopian lines – Menyebar di Jawa tahun 1928 lalu juga ke Aceh. Varietas dari Ethiopia lain yg ditemukan di Sumatra ada yg disebut “USDA”
Caturra cultivars: Caturra adalah mutasi dari kopi Bourbon coffee, nerasal dari Brasil.
Catimor lines – Persilangan antara Arabica & Robusta sangat kurang aromanya. Tetapi ada jenis Catimor yg terkenal yaitu “Ateng-Jaluk”. Riset juga menunjukan bahwa varietas lokal catimor di Aceh menghasilkan karakteristik kopi yg sangat baik.
Kopi Robusta mulai diperkenalkan di Indonesia ditahun 1900an untuk pengganti kopi arabica yg hancur saat terjadi penyakit tumbuhan menyerang tanaman kopi arabica, kopi robusta yg lebih tahan terhadap hama dianggap sbg alternatif yg tepat terutama untuk perkebunan kopi didaerah dataran rendah.
Coffea canephora (Robusta Coffee; Coffea robusta) adalah spesis kopi yg asalnya dari Afrika Barat & banyak tumbh di Afrika serta Brazil, biasa disebut Conillon. Kopi ini juga tumbuh di Asia Tenggara ketika kolonial Perancis memperkenalkannya akhir abad 19 di Vietnam yg menyebabkan Vietnam yg memproduksi hanya kopi Robusta melewati Brazil, India & Indonesia menjadi penghasil kopi nomor satu didunia.
Sekitar 1/3 produksi kopi dunia ialah kopi Robusta, kopi ini lebih mudah perawatannya dibandingkan jenis lainnya sehingga biaya produksinya juga murah & karena kopi arabica dikenal dgn kualitas yg lebih baik, kopi robusta biasanya dibuat kopi instant, espresso dgn tingkat caffeine hampir 2 kali lipat dibandingkan arabica.
Coffea canephora / Robusta yg tumbuh dibagian Afrika Barat serta Tengah tdk dikenal sbg spesis kopi sampai abad ke 18, bisa mencapai ketinggian 10m & memerlukan 10-11 bulan sampai bijinya bisa dipanenn. Scr umum kopi jenis ini lebih tahan terhadap cuaca & mudah pemeliharaannya dibandingkan kopi arabica. Saat digongseng, aroma yg keluar mengesankan aroma karet yg terbakar & lebih menusuk hidung dibandingkan aroma kopi arabica, aroma ini mengesankan “kekuatan” dikomunitas kopi di Italia.

Sumber artikel Sejarah Kopi ini dari : sejarahbangsaindonesia .blogdetik. com/ 2011/03/27/ sejarah-kopi

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar